cerita pendek tentang pohon keramat
1. cerita pendek tentang pohon keramat
Jawaban:
aku tinggal di daerah perbukitan yang kecil di daerah ku masih ada pohon ² yang besar masyarakat tersebut menyebutku pohon keramat.Didesaku ada seseorang yang pekerjaan nya penebang pohon di ingin menebang pohon tersebut tetapi sudah dilarang oleh masyarakat di sana karena pohon itu keramat.Tetapi penebang itu tetap saja mau menebang pohon tersebut.sudah dikatakan masyarakat tersebut harus menebang pohon lain selain itu.tetapi orang tersebut keras kepala dan ingin menebang pohon itu.malamnya,para warga mendengar suara kuntilanak yang berjalan atau terbang mengelilingi desa tersebut.suaranya itu seperti sedang menangis dengan kesedihan nya.
TAMAT
Penjelasan:
maaf kalau kurang jelas☺️
2. Apa Alur dari cerita pendek pohon keramat
pada awal2 si penulis bercerita tentang masa lalu(mundur), memasuki inti cerita sampai akhir alurnya maju. alurnya yg diapke yg alur maju
maaf klo salah, semoga membantu
3. mengidentifikasi cerita pendek pohon keramat
Mengidentifikasi struktur cerpen pohon keramat ( gunung beser)
orientasi,rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi
Jawaban :
Pendahuluan
Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi merupakan struktur yang dapat kita temukan pada cerpen. Orientasi berfungsi layaknya pendahuluan, menyajikan secercah informasi awal tentang latar, tokoh, hingga konflik yang terdapat pada cerita. Rangkaian peristiwa menyajikan urutan peristiwa yang terjadi pada teks. Adapun komplikasi merupakan momen ketika tokoh dalam cerita mengalam konflik. Sementara itu, resolusi merupakan momen ketika para tokoh yang mengalami konflik berhasil memperoleh solusi atas konflik yang mereka alami.
Penjelasan:
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk mengidentifikasi struktur cerpen yang berjudul "Hilangnya Keramat Gunung Beser" atau yang dahulu berjudul "Pohon Keramat" karya Yus R. Ismail.
Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Hilangnya Keramat Gunung Beser
(orientasi)
Disebelah barat kampong ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit. Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Meski areanya kecil, jangan Tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung Beser. Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya. Mereka, dari kakek-nenek sampai anak-anak, hapal cerita keangkeran Gunung Beser.
(rangkaian peristiwa)
Konon, saat pendudukan Belanda, di kampong saya ada seorang maling budiman. Seperti Jaka Sembung dari Cirebon atau Robin Hood dari Inggris. Maling Budiman itu sering merampok harta milik Belanda atau orang-orang kaya yang tidak loyal kepada rakyat yang menderita. Harta hasil jarahan itu secara diam-diam dibagikan kepada rakyat.
Sekali waktu, maling budiman yang selalu menutup wajahnya saat merampok dan menyantuni rakyat itu, ketahuan oleh Belanda. Maling budiman itu ternyata salah seorang penduduk kampong. Dia dikejar oleh pasukan Belanda dan centeng-centeng demang.
Jayasakti, begitu nama si maling budiman itu, lari ke Gunung Beser dan bersembunyi. Bertahun-tahun pasukan Belanda dan centeng-centeng demang mengepung Gunung Beser, tapi Jayasakti tidak pernah menyerah. Pasukan Belanda dengan dipandu centeng-centeng demang pernah melacak Jayasakti ke dalam Gunung, tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Kata orang-orang pintar, Jayasakti bersemedi dan tubuhnya menjadi pohon harum yang baunya dibawa angina ke sekitar gunung.
Karena cerita yang dipercaya kebenarannya itu, tidak seorangpun berani masuk ke kelebatan Gunung Beser. Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan si Maling budiman. Tapi selain itu, konon, mereka takut masuk ke dalam gunung karena dulu ada beberapa orang pencari kayu bakar yang nekat masuk ke dalam tetapi dia bernasib seperti pasukan Belanda dan centeng-centeng demang itu, tidak bisa kembali.
Siapa pun akan berhati-hati bila harus berhubungan dengan Gunung Beser, Para pencari kayu bakar dan penyabit rumput hanya benari sampai ke kaki gunung, sebelum mengambil air dari danau kecil untuk kebutuhan kebun dan sawah, ketua kampung mengadakan syukuran kecil dan meminta ridho dari penguasa Gunung Beser.
...
(komplikasi)
Kekeringan di musin kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing. Tapi, para penduduk tidak menyerah. Alam hars ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim kemarau. Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya merasa bahwa persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya.
Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba. Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang angus. Dan, saat musim hujan tiba banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk diatas rumah ketika bantuan puluhan perahu itu tiba.
(resolusi)
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang tekah terjadi. Seperti kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya.
Kesimpulan
Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi merupakan struktur yang terdapat pada cerpen.
SEMOGA BERMANFAAT
4. menyimpulkan unsur unsur cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
Unsur: Latar tempat
Simpulan dan bukti: Gunung Beser
Kutipan cerpen: Di sebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit, Tapi penduduk kanpung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Unsur: Latar waktu:
Simpulan dan bukti: Saat pendudukan Belanda
Kutipan cerpen: Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan. Orang tersebut bernama Jayasakti. Tentu saja tokoh ini menjadi incaran Belanda untuk ditangkap an dipenjarakan. Jayasakti lari dari kampung Ke Gunung Beser dan bersembunyi agar Belanda tidak emnimpakan kemarahan kepada masyarakat kampungnya.
Unsur: Latar sudut pandang penceritaan
Simpulan dan bukti: Saya
Kutipan cerpen: Saat pendudukan Belanda, di kampung saya ada seorang tokoh yang melawan Belanda dan berjuang sendirian tanpa pasukan.
Unsur: Karakter (tokoh)
Simpulan dan bukti: Saya, Kakek, Mbah Jayasakti, Kang Hasim
Simpulan dan bukti: Orientasi, Rangkaian peristiwa, komplikasi dan Resolusi
semoga membantu :)
5. ceritakan apa yang dialami tokoh kakek dalam cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
Brainly.co.id
Apa pertanyaanmu?
1
ayukumala66
30.08.2018
B. Indonesia
Sekolah Menengah Pertama
+5 poin
Terjawab
Latar tempat, latar waktu, latar sudut pandang, karakter (tokoh) dalam cerpen pohon keramat beserta kutipan ceritanya?
1
LIHAT JAWABAN
Masuk untuk menambahkan komentar
Jawaban
4.3/5
255
pepipeps
Ambisius
162 jawaban
26.7 rb orang terbantu
• Latar :
tempat : kampung, gunung beser, kaki gunung, rumah kakek, dan sawah.
•waktu : malam hari, pagi hari, sore hari, dan waktu panen.
• Sudut Pandang : sudut pandang pertama : aku.
• Tokoh dan karakter :
* Mbah Jayasakti : pemberani dan tidak mementingkan dirinya sendiri.
* Pasukan Belanda dan centeng² demang : tidak menyerah.
* Penduduk desa : jahiliyah/ percaya dengan hal² mistis.
* Kakek : pemberani, bijaksana, dan suka menolong.
* Para penggerak pembangunan : pintar tp sebenarnya bodoh,egois
*penduduk kota: malas
Semoga membantu
Penjelasan:
jadikan jawaban terbaik
6. Menyimpulkan unsur unsur cerita pendek "Pohon Keramat" #Bantu Yaa
Jawaban:
Pendahuluan
Cerpen "Pohon Keramat" merupakan salah satu cerpen karya Yus R. Ismail. Cerpen ini mengambil latar di sebuah desa yang bernama Kalidoso dan berfokus pada tingkah laku masyarakatnya yang memilih untuk percaya pada sosok Sing Mbau Rekso yang dipercaya sebagai penunggu pohon trembesi di desa tersebut. Namun, pemikiran ini ditentang oleh tokoh Kyai Fauzan serta beberapa tokoh lain. Pembangunan sarana umum pun dilakukan untuk menangkis tumbuhnya takhayul di tengah masyarakat.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyimpulkan unsur-unsur cerita pendek tersebut. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Latar tempat: Desa Kalidoso
Kutipan:
Desa Kalidoso yang terletak sepuluh kilometer dari jalan raya antara Solo dan Purwodadi itu bagaikan sebuah oase yang cukup luas. Sekelilingnya adalah perbukitan kapur yang tandus, tetapi subur bagi pohon jati, sehingga desa itu dilingkari oleh hutan jati.
Latar waktu: Pemerintahan Orde Baru
Kutipan:
“Di sini ’kan belum ada puskesmas pak Kyai. Tak mungkin desa ini mendapat proyek puskesmas sebelum penduduk di sini meninggalkan partai yang tidak berkuasa dan masuk partai yang berkuasa saat ini.”
Sudut pandang: Orang ketiga dan kedua
Kutipan:
Orang kedua -> “Kita harus berdakwah untuk menyerukan penghancuran TBC dengan menumbangkan sumber TBC itu sendiri. Pohon trembesi terkutuk itu. Pak Kyai yang memimpin dakwah itu. Sedangkan saya mengusahakan proyek itu. Saya sendiri yang akan membangun prasarana desa itu?” kata Thohir penuh percaya diri.
Orang ketiga -> “Tapi kok masjid kita itu terak-retak dan sebentar lagi bisa rubuh?” tanya mereka lebih lanjut.
Karakter:
1. Pak Camat
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
2. Pak Lurah
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
3. Pak Parto
Karakter: Mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Mungkin untuk memberi sugesti kepada langganan pijatnya, ia selalu memberikan sebotol kecil air yang diambil dari mata air itu setelah diberi mantra olehnya. Inilah yang menyebabkan maka Parto akhirnya disebut sebagai dukun, dan ia tidak keberatan dengan sebutan magis itu. Tentu saja dengan mengatakan bahwa air dari mata air itu berkhasiat tinggi, bukan sembarang air.
4. Kyai Fauzan
Karakter: tidak percaya pada takhayul, peduli pada kondisi masyarakat
Kutipan cerpen: “Itu syrik. Dan syrik adalah dosa yang paling besar di hadapan Allah,” kata Kyai Fauzan Saleh.
5. Pak Thohir
Karakter: tidak bertanggung jawab atas hasil kerjanya
Kutipan cerpen: “Lho kok malah saya yang dituduh korupsi. Tanya saja pada pak insinyur, apakah ia mengurangi jatah semennya?” Tapi insinyur yang dimaksud tinggal di kota sehingga pertanyaan itu dijawab sendiri oleh pemborong Thohir seolah-olah mewakili insinyur dimaksud.
6. Masyarakat desa Kalidoso
Karakter: mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Parto berkata kepada para pengikutnya, “Pohon kita itu adalah pohon keramat yang memberi berkah kepada penduduk desa. Jika pohon itu ditebang, maka Sing mBau Rekso akan marah besar,” kata Parto keras sebagai seorang yang dianggap suci karena pertapaannya dan perannya sebagai dukun yang terkenal sampai ke desa-desa lain itu.
7. Masyarakat luar desa Kalidoso
Karakter: geram jika masyarakat percaya takhayul
Kutipan cerpen: Kaum santri Solo yang telah maju menyebut penduduk desa itu sebagai mengidap penyakit TBC, singkatan dari takhayul, bidah, dan churafat.
8. Pemerintah Orde Baru
Karakter: enggan melakukan pembangunan jika masyarakat tidak berpihak pada partai yang berkuasa.
Kutipan cerpen: “Di sini ’kan belum ada puskesmas pak Kyai. Tak mungkin desa ini mendapat proyek puskesmas sebelum penduduk di sini meninggalkan partai yang tidak berkuasa dan masuk partai yang berkuasa saat ini.”
Kesimpulan
Unsur pembangun sebuah cerpen meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik mencakup tema, latar, tokoh, penokohan, amanat, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik mencakup latar belakang masyarakat dan penulis.
7. Buatlah soal tentang cerita pendek yaitu pohon keramat
Cerita "Pohon Keramat" merupakan salah satu cerita pendek yang kita miliki dalam dunia sastra Indonesia. Cerita pendek sendiri dapat diartikan sebagai cerita yang panjangnya tidak lebih dari 10.000 kata. Meski tergolong singkat jika dibandingkan dengan karya-karya sastra lain seperti novel, nyatanya cerpen mampu meraih perhatian dari berbagai kalangan. Hal ini tidak terlepas dari gaya penulisan cerpen yang begitu menarik serta tema penulisan yang kekinian.
Pada kesempatan kali ini, soal meminta kita untuk membuat beberapa pertayaan terkait cerita pendek "Pohon Keramat".
Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan kali ini.
Soal tentang cerita pendek "Pohon Keramat"
1. Siapakah yang menulis cerita tersebut?
2. Apakah alur yang digunakan pada cerita tersebut?
3. Bagaimanakah penokohan yang digunakan pada cerita tersebut?
4. Bagaimanakah menurutmu gaya penulisan yang digunakan pada cerita tersebut?
5. Siapa saja karakter yang terlibat pada cerita tersebut?
6. Apa sudut pandang yang digunakan sang penulis?
Contoh lain tentang cerita pendek dapat kamu pelajari pada halaman berikut ini:
https://brainly.co.id/tugas/9928134
Simpulan:
Cerita "Pohon Keramat" merupakan salah satu cerita pendek yang kita miliki dalam dunia sastra Indonesia. Cerita pendek sendiri dapat diartikan sebagai cerita yang panjangnya tidak lebihd ari 10.000 kata.
Kelas: VIII
Mata pelajaran: Bahasa Indonesia
Kategori: Sastra
kode kategori: 8.1.1
Kata kunci: cerita pendek, pohon keramat
8. Apa pesan yang ada dalam cerita pendek pohon keramat?
Jawaban:
Kelas : 9
Pelajaran B.Indonesia
Materi Cerpen
Penjelasan:
1. Kita tidak boleh menganggu alam yg bertanggung jawab untuk memeliharaBumi.
2. Pohon merupakan mahkluk hidup paling berharga
3. Walaupun hanya membuka sedikit lahan maka akan bwsar juga dampaknya.
[tex]answer \: by \: rosemery \: [/tex]
9. tentukan tema cerita pendek dari pohon keramat
Jawaban:
Modernisasi Keadaan Penduduk
10. tentukan tema dari cerita pendek pohon keramat
Modernisasi Keadaan Penduduk
Maaf ya klo salah
11. Mengidentifikasi cerita pendek "pohon keramat"
Jawaban:
Mengidentifikasi struktur cerpen pohon keramat ( gunung beser)
orientasi,rangkaian peristiwa, komplikasi, resolusi
Jawaban
Pendahuluan
Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi merupakan struktur yang dapat kita temukan pada cerpen. Orientasi berfungsi layaknya pendahuluan, menyajikan secercah informasi awal tentang latar, tokoh, hingga konflik yang terdapat pada cerita. Rangkaian peristiwa menyajikan urutan peristiwa yang terjadi pada teks. Adapun komplikasi merupakan momen ketika tokoh dalam cerita mengalam konflik. Sementara itu, resolusi merupakan momen ketika para tokoh yang mengalami konflik berhasil memperoleh solusi atas konflik yang mereka alami.
Pembahasan
Pada kesempatan ini, soal meminta kita untuk mengidentifikasi struktur cerpen yang berjudul "Hilangnya Keramat Gunung Beser" atau yang dahulu berjudul "Pohon Keramat" karya Yus R. Ismail.
Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Hilangnya Keramat Gunung Beser
(orientasi)
Disebelah barat kampong ada gunung yang tidak begitu besar. Disebut gunung barangkali tidak tepat karena areanya terlalu kecil. Lebih tepatnya disebut bukit. Tapi, penduduk kampung, sejak dulu sampai sekarang, menyebutnya dengan Gunung Beser.
Meski areanya kecil, jangan Tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung Beser. Mereka akan bergidik hanya membayangkan keangkerannya. Mereka, dari kakek-nenek sampai anak-anak, hapal cerita keangkeran Gunung Beser.
(rangkaian peristiwa)
Konon, saat pendudukan Belanda, di kampong saya ada seorang maling budiman. Seperti Jaka Sembung dari Cirebon atau Robin Hood dari Inggris. Maling Budiman itu sering merampok harta milik Belanda atau orang-orang kaya yang tidak loyal kepada rakyat yang menderita. Harta hasil jarahan itu secara diam-diam dibagikan kepada rakyat.
Sekali waktu, maling budiman yang selalu menutup wajahnya saat merampok dan menyantuni rakyat itu, ketahuan oleh Belanda. Maling budiman itu ternyata salah seorang penduduk kampong. Dia dikejar oleh pasukan Belanda dan centeng-centeng demang.
Jayasakti, begitu nama si maling budiman itu, lari ke Gunung Beser dan bersembunyi. Bertahun-tahun pasukan Belanda dan centeng-centeng demang mengepung Gunung Beser, tapi Jayasakti tidak pernah menyerah. Pasukan Belanda dengan dipandu centeng-centeng demang pernah melacak Jayasakti ke dalam Gunung, tapi tidak ada seorang pun dari mereka yang selamat. Kata orang-orang pintar, Jayasakti bersemedi dan tubuhnya menjadi pohon harum yang baunya dibawa angina ke sekitar gunung.
Karena cerita yang dipercaya kebenarannya itu, tidak seorangpun berani masuk ke kelebatan Gunung Beser. Mereka menghormati perjuangan yang pernah dilakukan si Maling budiman. Tapi selain itu, konon, mereka takut masuk ke dalam gunung karena dulu ada beberapa orang pencari kayu bakar yang nekat masuk ke dalam tetapi dia bernasib seperti pasukan Belanda dan centeng-centeng demang itu, tidak bisa kembali.
Siapa pun akan berhati-hati bila harus berhubungan dengan Gunung Beser, Para pencari kayu bakar dan penyabit rumput hanya benari sampai ke kaki gunung, sebelum mengambil air dari danau kecil untuk kebutuhan kebun dan sawah, ketua kampung mengadakan syukuran kecil dan meminta ridho dari penguasa Gunung Beser.
...
(komplikasi)
Kekeringan di musin kemarau dan banjir-banjir kecil di musim hujan tidak asing. Tapi, para penduduk tidak menyerah. Alam hars ditaklukkan. Kipas angin dan kulkas menjadi kebutuhan di musim kemarau. Bendungan-bendungan kecil dibangun untuk menanggulangi musim hujan. Tiba-tiba saya merasa bahwa persahabatan dengan alam menghilang dari kamus kampung saya.
Perlawanan terhadap alam itu berakhir ketika tahun yang oleh peneliti disebut El Nino itu tiba. Kekeringan membakar kampung saya. Banyak bangunan dan lahan yang angus. Dan, saat musim hujan tiba banjir besar melanda. Rumah-rumah hanya kelihatan atapnya. Saya sedang duduk diatas rumah ketika bantuan puluhan perahu itu tiba.
(resolusi)
Saya hanya bisa mencatat peristiwa-peristiwa seperti itu tanpa mengerti apa yang tekah terjadi. Seperti kebanyakan remaja di kampung saya, saya kebingungan dengan banyak peristiwa. Saya merasa bahwa keinginan saya satu-satunya saat ini adalah bermain gitar dan berteriak sepuas-puasnya.
Kesimpulan
Orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi merupakan struktur yang terdapat pada cerpen.
Penjelasan:
tulis yang berguna sj ka kalo kebanyakan
12. Jawaban menyimpulkan unsur unsur cerita pendek pohon keramat
Jawaban menyimpulkan unsur unsur cerita pendek pohon keramatJawabanPendahuluan
Cerpen "Pohon Keramat" merupakan salah satu cerpen karya Yus R. Ismail. Cerpen ini mengambil latar di sebuah desa yang bernama Kalidoso dan berfokus pada tingkah laku masyarakatnya yang memilih untuk percaya pada sosok Sing Mbau Rekso yang dipercaya sebagai penunggu pohon trembesi di desa tersebut. Namun, pemikiran ini ditentang oleh tokoh Kyai Fauzan serta beberapa tokoh lain. Pembangunan sarana umum pun dilakukan untuk menangkis tumbuhnya takhayul di tengah masyarakat.
PembahasanPada kesempatan ini, soal meminta kita untuk menyimpulkan unsur-unsur cerita pendek tersebut. Berikut kakak akan mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Latar tempat: Desa Kalidoso
Kutipan:
Desa Kalidoso yang terletak sepuluh kilometer dari jalan raya antara Solo dan Purwodadi itu bagaikan sebuah oase yang cukup luas. Sekelilingnya adalah perbukitan kapur yang tandus, tetapi subur bagi pohon jati, sehingga desa itu dilingkari oleh hutan jati.
Latar waktu: Pemerintahan Orde Baru
Kutipan:
“Di sini ’kan belum ada puskesmas pak Kyai. Tak mungkin desa ini mendapat proyek puskesmas sebelum penduduk di sini meninggalkan partai yang tidak berkuasa dan masuk partai yang berkuasa saat ini.”
Sudut pandang: Orang ketiga dan kedua
Kutipan:
Orang kedua -> “Kita harus berdakwah untuk menyerukan penghancuran TBC dengan menumbangkan sumber TBC itu sendiri. Pohon trembesi terkutuk itu. Pak Kyai yang memimpin dakwah itu. Sedangkan saya mengusahakan proyek itu. Saya sendiri yang akan membangun prasarana desa itu?” kata Thohir penuh percaya diri.
Orang ketiga -> “Tapi kok masjid kita itu terak-retak dan sebentar lagi bisa rubuh?” tanya mereka lebih lanjut.
Karakter:
1. Pak Camat
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
2. Pak Lurah
Karakter: Mendukung pembangunan di desa Kalidoso
Kutipan: Rencana itu pun terdengar oleh Parto dan pengikut-pengikutnya. Mereka pun marah, namun sulit menolak gagasan pembangunan yang telah disetujui oleh Pak Lurah dan Pak Camat.
3. Pak Parto
Karakter: Mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Mungkin untuk memberi sugesti kepada langganan pijatnya, ia selalu memberikan sebotol kecil air yang diambil dari mata air itu setelah diberi mantra olehnya. Inilah yang menyebabkan maka Parto akhirnya disebut sebagai dukun, dan ia tidak keberatan dengan sebutan magis itu. Tentu saja dengan mengatakan bahwa air dari mata air itu berkhasiat tinggi, bukan sembarang air.
4. Kyai Fauzan
Karakter: tidak percaya pada takhayul, peduli pada kondisi masyarakat
Kutipan cerpen: “Itu syrik. Dan syrik adalah dosa yang paling besar di hadapan Allah,” kata Kyai Fauzan Saleh.
5. Pak Thohir
Karakter: tidak bertanggung jawab atas hasil kerjanya
Kutipan cerpen: “Lho kok malah saya yang dituduh korupsi. Tanya saja pada pak insinyur, apakah ia mengurangi jatah semennya?” Tapi insinyur yang dimaksud tinggal di kota sehingga pertanyaan itu dijawab sendiri oleh pemborong Thohir seolah-olah mewakili insinyur dimaksud.
6. Masyarakat desa Kalidoso
Karakter: mudah percaya pada takhayul
Kutipan cerpen: Parto berkata kepada para pengikutnya, “Pohon kita itu adalah pohon keramat yang memberi berkah kepada penduduk desa. Jika pohon itu ditebang, maka Sing mBau Rekso akan marah besar,” kata Parto keras sebagai seorang yang dianggap suci karena pertapaannya dan perannya sebagai dukun yang terkenal sampai ke desa-desa lain itu.
7. Masyarakat luar desa Kalidoso
Karakter: geram jika masyarakat percaya takhayul
Kutipan cerpen: Kaum santri Solo yang telah maju menyebut penduduk desa itu sebagai mengidap penyakit TBC, singkatan dari takhayul, bidah, dan churafat.
8. Pemerintah Orde Baru
Karakter: enggan melakukan pembangunan jika masyarakat tidak berpihak pada partai yang berkuasa.
Kutipan cerpen: “Di sini ’kan belum ada puskesmas pak Kyai. Tak mungkin desa ini mendapat proyek puskesmas sebelum penduduk di sini meninggalkan partai yang tidak berkuasa dan masuk partai yang berkuasa saat ini.”
Kesimpulan
Unsur pembangun sebuah cerpen meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik mencakup tema, latar, tokoh, penokohan, amanat, dan sudut pandang. Unsur ekstrinsik mencakup latar belakang masyarakat dan penulis
Pelajari lebih lanjutMateri unsur cerpen: https://brainly.co.id/tugas/4484303
Detil jawabanKelas: VIIIMata pelajaran: Bahasa IndonesiaKategori: Membaca cerpenKode kategori: 8.1.15Kata kunci: unsur cerpen, pohon keramat13. Sebutkan tokoh tritagonis & figura dalam cerita pendek "pohon keramat".
Jawaban:
Mbah Jayasakti, Pasukan Belanda dan centeng² demang, Penduduk desa, Kakek, Para penggerak pembangunan, penduduk kota
Penjelasan:
semoga membantu :) kasih jawaban terbaik ><follow ig @anep2376leo_14. Tuliskan sudut pandang dari cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
Apa sudut pandang dari cerpen pohon keramat?
Latar dari cerpen Pohon Keramat adalah daerah kaki bukit yang subur; sudut pandang penceritaan adalah sudut orang pertama; penokohan adalah tokoh saya, kakek, penduduk; dan strukturr adalah orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolus
Terimakasih
Jangan lupa❤nya kak
15. Buatlah Latar Tempat,Waktu,dan Suasana pada setiap 32 Paragraf Cerita Pendek yang berjudul Pohon Keramat
Jawaban:
Latar tempat:
- kampung
Kutipan: "Disebelah barat kampung ada gunung yang tidak begitu besar."
- Gunung Beser
Kutipan: "Meski areanya kecil, jangan Tanya siapa saja penduduk yang pernah masuk ke dalam Gunung Beser."
- Kaki gunung
Kutipan: "Para pencari kayu bakar dan penyabit rumput hanya benari sampai ke kaki gunung,"
- Rumah kakek
Kutipan: "Sejak umur 5 tahun saya sering tidur di rumah kakek"
- Masjid kecil
Kutipan: "Setiap subuh kakek membangunkan saya dan mengajak pergi ke masjid kecil di pinggir sawah.
- Sawah
Kutipan: "Barangkali anak lain akan mengeluh karena air dan udara sawah dingin
Latar waktu:
- Saat pendudukan Belanda
Kutipan: "Konon, saat pendudukan Belanda, di kampong saya ada seorang maling budiman."
- Malam hari
Kutipan: "Tiap malam tertentu, katanya dari Gunung Beser keluar cahaya yang begitu menyejukkan"
- Pagi hari
Kutipan: "Saya merasa kesegaran pagi - harum dedaunan dan bau tanah - adalah bau khas Gunung Beser"
- Waktu panen
Kutipan: "Bila panen tiba, setiap petani yang punya sawah luas akan mengadakan syukuran"
suasana: Menegangkan dan Menyeramkan
16. Menurutmu, apa saja hal di dalam cerita pendek yang kamu jumpai kemiripannya dengan hal-hal yang kamu jumpai dalam kehidupan sehari-hari? * dalam cerpen pohon keramat
Penjelasan:
semoga membantu sahabat brainly
17. Tuliskan sudut pandang dari cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
Aku tinggal didaerah perbukitan yang cukup terpencil. Di daerah kami masih banyak pohon-pohon besar yang dianggap oleh warga sekitar adalah pohon keramat. Terutama didaerah pemandian kami. Di sana ada beberapa pohon besar yang berkumpul menjadi satu. Para warga biasanya memberikan sesajen disana jika ada acara sunatan atau yang lainnya.
Di desaku ada seorang penebang kayu. Dia menebang salah satu pohon dipemandian. Padahal sudah dilarang oleh para tetua dan warga desa karena pohon itu keramat. Mereka menyuruh si penebang mencari pohon lain. Tetapi, dia itu memang orang yang keras kepala dan tampangnya juga seperti preman. Sehingga dia tetap menebangnya.
Malamnya, banyak warga yang mengaku mendengar suara kuntilanak yang berjalan (atau terbang mungkin?) mengitari desa. Suaranya seperti sedang menangis dengan kesedihan yang mendalam. Tetapi, yang namanya kuntilanak tentu suaranya berbeda dengan manusia saat menangis.
semoga terbantu......
18. Cerita pendek dari pohon keramat yus R ismail
Aku tinggal didaerah perbukitan yang cukup terpencil. Di daerah kami masih banyak pohon-pohon besar yang dianggap oleh warga sekitar adalah pohon keramat. Terutama didaerah pemandian kami. Di sana ada beberapa pohon besar yang berkumpul menjadi satu. Para warga biasanya memberikan sesajen disana jika ada acara sunatan atau yang lainnya.
Di desaku ada seorang penebang kayu. Dia menebang salah satu pohon dipemandian. Padahal sudah dilarang oleh para tetua dan warga desa karena pohon itu keramat. Mereka menyuruh si penebang mencari pohon lain. Tetapi, dia itu memang orang yang keras kepala dan tampangnya juga seperti preman. Sehingga dia tetap menebangnya.
Malamnya, banyak warga yang mengaku mendengar suara kuntilanak yang berjalan (atau terbang mungkin?) mengitari desa. Suaranya seperti sedang menangis dengan kesedihan yang mendalam. Tetapi, yang namanya kuntilanak tentu suaranya berbeda dengan manusia saat menangis.
19. Karakter kakek dalam cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
karakter kakek dalam cerita pendek pohon keramat adalah jahat, penyihir, dan suka jahat
Penjelasan:
doakan aku semoga aku menang di lomba science day...Maacih
20. 5. pada cerita pendek pohon keramat,pencerita memakai sudut pandang apa?
Jawaban:
Latar dari cerpen Pohon Keramat adalah daerah kaki bukit yang subur; sudut pandang penceritaan adalah sudut orang pertama; penokohan adalah tokoh saya, kakek, penduduk; dan strukturr adalah orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolus
Penjelasan:
maaf klo salh
21. struktur cerita pendek pohon keramatmohon dijawab
orientasi,konflik,klimaks,resolusi
22. Latar tempat cerita pendek pohon keramat
Jawaban:
Latar tempat dalam cerita "Pohon Keramat" adalah Desa Kalidoso. Kutipan cerpen: Desa Kalidoso yang terletak sepuluh kilometer dari jalan raya antara Solo dan Purwodadi itu bagaikan sebuah oase yang cukup luas.
semoga membantu...
23. Menganalisis ciri ciri kebahasaan cerpen yang diambil dalam cerita pendek pohon keramat? Tolong dijawab yah:v
penggambaran waktu lampau:sejak dulu
penyebutan tokoh:saya, kakek, penduduk
menyebutkan sudut pandang:sudut pandang orang pertama
maaf cuma tau itu hehe, semoga membantu yaa
24. alur maju dan alur mundur dari cerita pendek (cerpen) pohon keramat
Jawaban:
basa jawa
Penjelasan:
maaf itu salah
25. cerita"pohon keramat"
Jawaban:
POHON KERAMAT
Archana Universa
Ada sebatang pohon yang dianggap keramat di dusunku. Kami menamainya sebagai pohon pendengar.
Hampir setiap hari ada orang yang datang kepadanya. Pagi hari, siang hari, sore hari, malam hari. Ada juga di jam-jam subuh ketika kebanyakan orang terlelap.
Karena terlalu banyak warga dusun yang datang, maka kunjungan ke pohon pendengar harus berdasar izin dari kepala dusun. Dia yang mengatur pertemuan antara warga dengan pohon keramat.
Namun seiring banyaknya orang yang datang, kepala dusun memutuskan untuk menunjuk satu orang untuk mengurusnya.
Pemilihannya tidak asal. Orang itu harus berasal dari garis keturunan dukun. Orang pintar.
“Apa nenek pernah ke sana? Ke pohon keramat?” tanyaku sembari memetiki daun kangkung yang akan disantap saat makan siang nanti.
Nenek tersenyum, membuat keriput di wajahnya makin kentara. “Untuk apa?”
“Karena manusia tidak dapat dipercaya, bukan tempat menyimpan rahasia. Pohon itu tidak akan menceritakan rahasiamu pada siapapun. Aman,” jawabku.
“Benarkah?” timpalnya.
Begitu saja. Nenek tidak pernah menjelaskan alasan penolakannya untuk datang kepada pohon keramat.
Setahuku, juga setahu orang-orang, Nenek adalah salah satu dari kelompok kecil yang tidak pernah muncul, mendatangkan dirinya ke hadapan pohon keramat.
Seolah nenek dan golongannya tidak setuju pohon tersebut keramat. Bahwa pohon tersebut tidak ada bedanya dengan pohon-pohon lain.
Beberapa desas-desus menyatakan, nenek pergi ke pohon lain. Ia sengaja tidak menceritakannya karena takut orang-orang mengetahui letak pohonnya sehingga dia tidak dapat mengunjungi pohon keramatnya kapan pun diinginkan.
Beberapa menyatakan pikiran nenek agak terganggu. Karena sudah sewajarnya warga dusun pergi ke pohon keramat.
Penolakan pohon keramat nampaknya tidak begitu saja diterima oleh warga dusun. Mereka memang tidak suka apa bila ada orang yang tidak sependapat dengan kebenaran mayoritas.
Salah satu hal yang membuat nenek tetap aman adalah usia. Seandainya nenek masih muda, pasti beliau sudah dihakimi orang-orang desa, termasuk kepala dusun.
“Melamun saja!” tegur nenek.
“Aku tidak melamun. Aku memetik daun kangkung,” sergahku, malu. Kulanjutkan proses memetiki daun kangkung.
Nenek memandangiku dari balik kacamata yang digunakannya. Seolah-olah memerhatikan apakah aku memetik daun kangkung dengan benar.
Tapi aku tahu bukan itu. Ada alasan lain. Ia ingin mengajakku bicara.
“Apa?” celetukku karena agak jengah dipelototi seperti itu.
“Apa kau akan pergi ke pohon keramat?” tanyanya.
Wah! Topik yang tidak kusangka akan muncul dari bibirnya. Biasanya nenek hanya memberikan jawaban sekenanya, ambigu, ngambang. Tapi hari ini dia yang menanyaiku.
“Aku belum cukup umur,” dengusku. Hal itu harusnya sudah jelas. Mereka yang pergi ke pohon keramat minimal berumur dua puluh lima. Sementara aku masih belasan.
“Kuharap mereka mengubah peraturan mengenai umur. Anak muda juga punya permasalahan, tidak hanya orang tua,” sambungku.
“Benar!” sahut nenek sembari mengangguk-angguk. “Semua manusia memiliki permasalahan sesuai dengan level mereka.”
“Jadi yang nenek maksud, kami, anak muda levelnya masih rendah sehingga tidak perlu datang ke pohon keramat?” tuntutku, tidak setuju.
“Bukan hanya anak muda, orang tua sepertiku yang sudah hampir mati ini juga tidak perlu ke sana,” tegas nenek tajam.
Aku balik menatap nenek. “Mungkin karena nenek tidak memiliki rahasia untuk....”
“Oh! Aku jelas memiliki rahasia. Semua manusia memiiki rahasia. Hanya saja aku tidak perlu membagikannya kepada pohon yang dipuja-puja itu,” potong nenek.
Aku diam. Mencoba menjejalkan penjelasan nenek. Tapi cara pikirku mulai mirip orang-orang yang suka menggunjingkan nenek.
“Karena nenek punya pohon keramat lain yang tidak dipuja orang-orang,” konklusiku. Atau lebih tepatnya konklusi warga dusun.
Nenek menggeleng mantap.
“Kenapa harus menceritakan rahasiamu kepada sebatang pohon? Dia bahkan tidak akan memberimu solusi,” katanya.
“Karena pohon tidak akan menceritakan rahasiamu pada siapapun,” jawabku, cepat. “Karena rahasia terlalu menyesakkan untuk disimpan sendiri.”
.
Tamat
Penjelasan:
semoga bermanfaat☻
☻
☻
☻
☻
☻
☻
☻
☻
26. 3. buatlah ringkasan cerita pendek pohon Keramat dgn bhsmu sendiri maksimal satu halaman
jawaban:
Diujung desa ini ada sebuah pohon trembesi yang sangat besar. Konon, usianya sudah ratusan tahun. Dan selalu menjadi tempat yang paling ditakuti. Tidak ada satupun warga desa yang mau mendekati pohon itu.
Sebenarnya pemandangan diujung desa sangatlah indah, ada sungai mengalir di dekat pohon itu. Apalagi saat matahari tenggelam, luar biasa indahnya, semua mata pasti jatuh hati. Namun cerita mistis soal pohon keramat membuat orang enggan melangkahkan kaki kesana.
Ada yang bilang, pohon itu akan menangis dimalam hari, suaranya merintih seperti suara tangisan perempuan. Ada juga yang bilang, nampak bayangan hitam dibawah pohon itu, seolah sang penunggu pohon merasa terusik. Ada pula yang bilang, orang luar kota sering mampir membawa sesaji untuk meminta
jangan lupa jadikan jawaban tercerdas dan jangan lupa follow semoga jawaban ini bisa membantu
Jawaban:
~Pohon keramat~
Pada suatu hari pohon keramat telah menghilang saat ditanam oleh pemilik yang bernama budi dengan anaknya yang bernama nina.
Sayangnya pohon itu kesayangan nina.
Dan budi telah ingin menjajikan ia akan membelikan nina tas baru untuk sekolahnya.
Dan pada saat itu budi dan nina telah mengetahui penjahat yang telah menebang dan membawa pergi pohon itu dengan kelompoknya.
Lalu budi dan nina telah.mengintrogasi 3 kelompok.
Dan ketika budi sudah tau penjahatnya, lalu budi pun menepati janji nina.
dan ~Tamat~
Penjelasan:
jadikan jawaban terbaik ya kakak cantik dan baik hatiii
27. tema dari cerita pohon keramat
modernisasi keadaan pendudukmodernisasi keadaan penduduk
maaf kalau salah
28. sinopsis cerita pendek pohon keramat Yus R Ismail
Sebuah keluarga kecil menempati rumah baru mereka di tepian kota yang sejuk. Mereka merasa sangat tenang sampai pada satu ketika sang ibu dikagetkan oleh sosok orang gila yang mengikutinya sampai ke kantornya dan berteriak menyuruh keluarganya keluar dari rumah itu. Keluarga kecil yang terdiri dari ayah, Adrian (Afdhal Yusman) ibu, Novia (Isti Ayu Pratiwi), dan anak semata wayang mereka Dafa (Alejandro) cukup terganggu dengan peristiwa tersebut.
Disisi lain Dafa mendapatkan teman imajinasi semenjak tinggal di rumah tersebut, dan kerap menyebutkan teman barunya berasal dari pohon besar yang berada tepat di depan rumah mereka. Adrian merasa kesal dengan kejanggalan Dafa, yang selalu nampak bermain dengan seseorang namun tidak nyata. Adrian dan Novia terkejut ketika Dafa menghilang tengan malam dan ditemukan di atas pohon besar tersebut. Kejadian – kejadian ganjil terus belanjut, dari kaburnya pengasuh Dafa karena ketakutan , sampai adik Novia, Numa (Anggbeen) mendapat teror yang menakutkan sejak tinggal di rumah tersebut
Apakah yang mengganggu mereka? Mengapa Dafa mengatakan bahwa ada sesuatu di pohon depan rumah mereka? Ada apakah dengan pohon tersebut? Apakah pohon tersebut merupakan pohon keramat yang angker?
Apakah Novia berhasil menyelamatkan keluarganya terutama Dafa dari pohon keramat itu?..
29. Menganalisis ciri ciri kebahasaan cerpen yang diambil dalam cerita pendek pohon keramat? Tolong dijawab yah:v
Jawaban:
Ciri kebahasaan cerpen Pohon Keramat adalah sebagai berikut.
Teks menggunakan sudut pandang orang pertama tunggalTeks menggunakan keterangan tempatTeks menggunakan konjungsi Teks menggunakan kata gantiPenjelasan:
Cerpen adalah karya sastra yang ditulis dengan menggunakan kurang dari 10.001 kata. Selain itu, cerpen memiliki dua ciri lain. Ciri tersebut mencakup penggunaan alur tunggal serta satu tokoh atau peristiwa sebagai fokus cerita.
Pelajari lebih lanjut tentang materi cerpen pada https://brainly.co.id/tugas/337458
#BelajarBersamaBrainly
30. Cerita pohon keramat
Jawaban:
POHON KERAMAT
Diujung desa ini ada sebuah pohon trembesi yang sangat besar. Konon, usianya sudah ratusan tahun. Dan selalu menjadi tempat yang paling ditakuti. Tidak ada satupun warga desa yang mau mendekati pohon itu.
Sebenarnya pemandangan diujung desa sangatlah indah, ada sungai mengalir di dekat pohon itu. Apalagi saat matahari tenggelam, luar biasa indahnya, semua mata pasti jatuh hati. Namun cerita mistis soal pohon keramat membuat orang enggan melangkahkan kaki kesana.
Ada yang bilang, pohon itu akan menangis dimalam hari, suaranya merintih seperti suara tangisan perempuan. Ada juga yang bilang, nampak bayangan hitam dibawah pohon itu, seolah sang penunggu pohon merasa terusik. Ada pula yang bilang, orang luar kota sering mampir membawa sesaji untuk meminta pesugihan.
Ahk, semua cerita-cerita itu membuat bulu kuduk berdiri. Hingga suatu hari ada warga yang berlari-lari ketakutan, melihat sosok perempuan muncul dibawah pohon itu. Usut punya usut adalah seorang perempuan muda dengan gangguan kejiwaan, menjadikan pohon keramat itu sebagai tempat tinggal.
Dalam hati aku tertawa, barangkali yang selama ini orang bilang angker, keramat, ada penunggu, ada suara tangisan adalah suara dari si orang gila. Hanya saja orang-orang membesar-besarkan cerita itu.
Semenjak orang gila itu disana, banyak warga penasaran, karena tidak ada yang tahu asal usul perempuan gila itu. Bahkan tidak ada yang tahu sejak kapan ia tinggal disana. Lalu warga menyebut orang gila itu Nini. Entah karena tangisannya yang membuat suasana mencekam di malam hari, atau tawanya yang melengking di tengah malam. Siapapun yang mendengar suara itu akan lari terbirit-birit.
Tapi kemudian ada beberapa ibu-ibu merasa iba pada Nini, mereka memberi pakaian dan selimut. Tak jarang mereka membagi makanan padanya. Seolah berterima kasih, Nini selalu berjoget setelah menerima pemberian ibu-ibu itu. Lalu kembali lagi di singgasananya di bawah pohon keramat itu.
Waktu terus berlalu, dan warga dikejutkan dengan perubahan tubuh Nini. Minggu lalu ada yang melihat perut Nini membesar. Barangkali ia makan sembarangan jadi gangguan pencernaan. Tapi sejak kapan ada orang gila yang sakit? Meski makan dari mengorek sampah, tapi orang gila kan' tidak pernah sakit.
Makin hari perut Nini makin membesar, dan ternyata Nini hamil. Pohon keramat itu yang disalahkan warga, mereka percaya jin ato penunggu pohon itu yang melakukan pada Nini. Sejak kapan tidur dibawah pohon bisa membuat orang jadi hamil? Hilang sudah akal warga. Yang menghubung-hubungkan cerita mistis dengan keadaan Nini sekarang.
Tapi siapa yang tega melakukan itu pada Nini? Pelakunya pasti manusia. Bukan jin ato penunggu pohon itu. Yah, bagaimanapun Nini juga manusia sama seperti kita. Hanya saja pikirannya tak waras. Lalu bagaimana jika bayinya lahir? Sungguh biadab, manusia macam apa yang sudah berbuat hal sekeji itu pada Nini.
-sekian-